Jumat, 18 Oktober 2013

Day 1810.2013: Residence Permit-ku Sudah Selesai

Selasa sore, aku diberi kamar oleh Man, mahasiswa S3 di CUC yang juga sedang menjalani kelas bahasa sebelum memulai kuliah tahun depan. Dia berasal dari Thailand, orangnya asyik dan humoris. Ia suka memanggilku Unta karena kemiripan nama dengan Ulfa. Sungguh panggilan yang menyebalkan.

"Unta, residence permit-ku sudah selesai. Aku sudah mengambilnya kemarin." Katanya riang dalam bahasa Inggris.

Aku menatapnya saja sambil pura-pura iri.

“Aku belum selesai. Enak ya kamu, bisa langsung jalan-jalan." Kataku. Padahal dengan temperatur begini mau jalan-jalan kemana? Sepertinya keliling Beijing pun sudah teler setengah mati.

"Aku bisa pulang ke Thailand semester depan.” Katanya lagi. Girang sekali. "Jangan lupa. You have bribe with me" Dia mengingatkan.

Bribe? Sogokan.

Ah ya..

Aku punya janji memasak masakan Indonesia untuk dia. Sejauh ini aku belum punya ide untuk memasak sesuatu yang simpel dan enak serta bahannya mudah dicari di Beijing. Aku hanya berjanji. Tentu saja, dia juga punya janji untuk masak Tom Yam Kung untukku.

“Ulfa, pergi ke office dan tanyakan pada miss Anqi. Kapan paspormu selesai. Kupikir punyamu pun sudah selesai" Katanya.

"Belum. Kamu lebih dulu menyerahkan berkas ke office. Aku seminggu atau dua minggu sesudah kamu mengantarnya ke office"

"Jadi kapan kau mengurusinya?"

"Hari kamu menyuruhku ke office untuk membuat residence permit"

Dia mengernyitkan kening, kulit putih mulusnya kentara dengan baju tebal biru dongker. Sambil gemetar kedinginan dia berkata, "Me? Said to you?"

Aku mengangguk, "You said... Ulfa, today.. go to office and give your document to miss Anqi" Aku mengulang perkataannnya di pertengahan September silam.

Dia sepertinya tidak ingat.

"Ayo... Kita pergi ke office sekarang dan menanyakan paspormu. Kalau lama-lama di sana bisa hilang, Ulfa" Ia memaksaku untuk pergi.

"Tapi miss Anqi bilang aku akan menerima sms darinya bila residence permit-nya selesai" Aku masih menolak. Office itu letaknya dekat pintu selatan, siapa yang mau dengan suasana dingin begini kesana hanya untuk bertanya. Bertanya!

"Ayolah... Tanyakan saja, Ulfa"

Aku berkilah dengan alasan lainnya. Akhirnya dia memang menerima alasanku. Dia mengantarku ke gedung International Center。 Dia bilang padaku dia punya teman di lantai sepuluh, ia juga menunjukkan kartu pustaka padaku. Sebuah kartu yang menurutku produk gagal meskipun bentuknya bagus.

Fotonya jelek sekali. Berulang kali ia menutup foto wajahnya dari paksaan tanganku. Aku kembali ke kamarku dan dia menjumpai temannya di lantai 10. Aku tidakk tahu siapa, kurasa ia adalah seseorang yang berasal dari Thailand juga.

Begitu aku merebahkan badan di atas spring bed empuk berlapis sprei putih khas hotel dan selimut putih, ponselku berdering. Sebuah SMS masuk dengan nama SIE CUC. SMS itu berisi: Your passport is ready for pick up from office. Anqi (中国传媒大学).

Residence Permitku juga sudah selesai. Rasanya aku senang sekali. Aku mengirim sms pada temanku. Kukatakan padanya aku baru mendapat sms dari office untuk mengambil pasport-ku. Dia mengatakan padaku agar segera mengambilnya.

Aku memutuskan mengambil besok. Kupikir kalau mengambil sekarang tentu saja aku sangat lelah. Namun keesokan harinya juga aku lelah. Tidak sanggup mengambilnya.

Aku baru sempat mengambil pada hari Jumat sore. Miss Anqi memberikannya padaku dengan senang hati. Passport-ku, satu-satunya milik mahasiswa Indonesia yang terdaftar sebagai mahasiswa berstatus beasiswa. Aku tidak tahu harus malu atau bangga dengan status itu.

Setiap tahunnya aku akan memperpanjang residence permit. Begitupun dengan mahasiswa atau pekerja yang menetap diri uar negeri. Ini mungkin sejenis pajak tinggal baru orang asing di negara yang bukan negaranya sendiri. Residence permit akan memperjelas status kita sebagai warga negara asing yang menetap dengan status sah di negeri tersebut.

Bayangkan jika kita hanya mengurus visa tanpa residence permit. Sementara kita akan menetap dalam jangka waktu lama. Aku rasa negara manapun tak akan segan-segan mempulangkan si pemegang paspor ke negara asalnya.

Residence Permit saya akan habis masa berlakunya pada tanggal 17 September 2014, artinya saya harus segera memperpanjang sebelum tanggal tersebut. Setidaknya, saya harus menabung sebesar 1 juta lebih dalam rupiah untuk membayar izin tinggal di negara tirai bambu ini.

Tidak ada komentar: