Selasa, 01 Oktober 2013

Bunga di Chaoshi



Usai makan malam di shitang (kantin) yang letaknya di lantai dua chaoshi (supermarket). Aku dan temanku dari Indonesia berjalan ke chaoshi. Berharap kami bisa membeli sesuatu di sini dengan budget yang ada di kantong. Siang itu aku tidak membawa uang sepeser pun. Berharap temanku membayar utangnya sebesar 34 yuan. Yach… Setara lah dengan 68 ribu rupiah. Untungnya dia memang melunasi hutangnya hari itu juga.

Tentu saja dengan rasa percaya diri tinggi aku masuk ke chaoshi dan membeli sebungkus besar kuaci dengan harga 7 yuan. Kupeluk erat-erat kuaci itu, seakan bila lengah sedikit akan ada orang yang tidak bertanggung jawab mencuri dariku.

Aha!

Aku harus menunggu temanku di luar kasir. Di depan penjual pulsa dan bunga. Mataku menangkap sederetan bunga segar yang dipajang indah di dekat lemari. Banyak orang yang membeli bunga tersebut. Kupikir itu palsu. Aku beranikan untuk diam-diam menyentuh.

Alamak!

Ini bunga asli, jeng!

Tanpa sepengetahuan penjual, aku menjepret bunga tersebut dan menyimpan di memori ponselku. Ketika temanku datang, dia heran melihatku berdiri serius di sana.

“Lu mau beli bunga?” Tanyanya

“Bukan. Ngelihat aja. Bagus banget bunganya. Aku pikir asli. Ternyata asli.”

“Iya. Di sini mana mau orang pakai yang palsu”

“Aku pegang lho”

“Masa?”

“Iya. Diam-diam”

“Gila lo! Kalau si laoban tau lo bisa digebuk kali. Yach… Ini anak aneh banget sih”

Aku tertawa. Dasar aneh! Sebodoh-bodohnya aku cari kondisi aman dong.

“Pas si laoban nggak lihat aku pegang. Makanya aku tau kalau itu bunga asli atau nggak. Nih, aku foto” Aku pamer foto bunga itu kepada temanku.

“Bagus banget. Gilaaa!!”

Tuh kan. Bagus aja dibilang gila. Gimana kalau nggak bagus.

Tidak ada komentar: