Kamis, 02 Juni 2011

Aku dan Cahaya


A Point To Remember....

Film korea itu benar-benar membuatku terharu dan sekaligus takut dengan keadaan di sekeliling. Mengapa tidak, kisah yang amat tragis tapi romantis. Bagi orang lain yang juga menonton film yang sama mungkin tak tragis, tapi aku punya pandangan sendiri terhadap film ini. Bagaimana tidak, kisahnya benar-benar mengharu biru.

Berawal dari pertemuan seorang gadis dengan seorang pria beristri di depan sebuah market Farm Family. Lelaki ini seorang arsitek yang ingin melepas dahaga dengan sebotol minuman kaleng. Namun gadis ini malah merebut minuman itu.

Berujung pada pertemuan yang lebih serius dan mereka menikah. Sayangnya, cewek ini punya kelainan yang tidak biasa. Ia peka cahaya, jika sudah terlalu lama berada di cahaya, ia akan pingsan dan hilang ingatan.

Penyakitnya ini terkadang membuat kecewa si cowok, tapi karena cinta yang begitu besar pada cewek itu, ia bisa menerimanya dan berusaha menyembuhkankan si cewek.

Sungguh, cerita yang mat romantis. Karena pada akhirnya semua orang mencintai si cewek itu kembali bisa melihat cewek itu dan menerima lelaki yang mencintainya dengan sepeuh hati.

Bukan terinspirasi dari film. Tapi setelah menonton film ini aku semakin yakin keanehan yang terjadi padaku itu ada kaitannya juga dengan cahaya.

Beberapa hari ini panas memang sangat menyengat. Tapi aku tak pernah mengalami ini sebelumnya. Sakit yang teramat dalam di dalam kepala. Kemudian semua terlihat remang-remang. Ada sesuatu yang berputar di dalam perut. Keringat dingin mengucur membasahi baju, lalu semuanya gelap.

Aku takut ini berkelanjutan dan aku pingsan di jalan. Bagaimana mungkin aku bisa mengontrol diri dan berkata pada diriku, “jangan pingsan dulu. Aku belum sampai rumah”. Impossible....

Tak mengapa jika di rumah.

Sudah beberapa malam aku terlelap ketika jam sudah menunjukkan dini hari. Saat semua kehidupan dalam buaian mimpi. Namun aku tak pernah tahu dan emnyadari kalau aku mengidap kelainan selain imsomnia.

Kepalaku sakit begitu cahaya terlalu terang menerobos. Gejala yang sama seperti aku sebutkan tadi bermula. Paginya aku terlambat bangun dan tak sanggup menatap hari sama sekali.

Ah, cahaya itu terkadang berusaha membunuhku.

Tidak ada komentar: