--- Di dunia ini ada 2 tipe KEBAHAGIAAN. Tipe PERTAMA, setelah beberapa saat, kau akan melihat ke belakang dan berpikir saat itu MEMBAHAGIAKAN. Tipe KEDUA, sadar kalau kau bahagia saat ini. Kau membuat itu menjadi MEMORI ---
Rabu, 03 Oktober 2012
Singapura, I'm in Love!
Kumpulan Cerpenku, Kapankah?
Selasa, 02 Oktober 2012
Flowery ^_^
Bunga Bougenville.
Faris dan Gaya ABG Masa Kini
Rabu, 26 September 2012
China Hargai Orang Asing
Hampir semua peserta Indonesia yang berangkat ke Xiamen dalam training bahasa Mandarin ini berasal dari etnis Cina. Sebagian besar malah sudah pernah ke Cina. Bersama seorang teman lain dari Aceh, saya hanya mendengar cerita mereka yang pernah ke sini.
Kebanyakan orang mengatakan Cina itu tak bersahabat terhadap muslim. Selain makanan halal yang sukar didapat, kondisinya juga sulit bagi orang asing untuk beradaptasi.
Tapi beberapa hari di Cina, saya merasakan kebalikannya. Pada awal perkenalan kampus, kami dibawa oleh dua orang panitia dari Hanban untuk tur kampus. Satu per satu gedung dijelaskan dengan detail.
Kampus besar ini memiliki fasilitas seperti layaknya sebuah kota. Kebanyakan dosen dan mahasiswa berjalan kaki. Di salah satu sudut kampus, terdapat sebuah minimarket yang menjual kebutuhan harian. Buka hingga larut malam. Kami membeli beberapa makanan yang mampu mengganjal perut. Teman saya memberi tahu mana yang layak disentuh dan yang tidak.
Ketika ke luar dari minimarket, seorang guide mendatangi saya. “Ni de muslim ma?” Dia bertanya, apakah saya muslim. Saya mengangguk dan berkata `dui’ yang berarti benar.
Dalam sekejap ia sudah menjelaskan kepada saya bahwa di kampus itu tersedia rumah makan muslim. Dulunya berada di salah satu gedung kantin lantai satu. Tapi sekarang sudah pindah ke lantai tiga. Ia juga mengeluarkan peta dan menunjukkan kepada saya rute yang harus saya lalui menuju restoran muslim itu. Semua makanan di tempat ini dijamin halal, karena diolah oleh muslim.
Saya mengangguk-angguk saja. Sebelumnya Rizni, alumnus magister pendidikan bahasa Mandarin di Xiamen University sudah menjelaskannya kepada saya. Guide kami berbicara sangat cepat dan saya pun tak mengerti semua apa yang dia ucapkan. Tapi mengetahui intinya saja sudah cukuplah.
Xiamen University adalah sebuah kampus berstandar internasional yang menduduki peringkat sepuluh besar di Cina. Kampus ini dulunya bernama Universitas Amoy, sebutan untuk warga Xiamen. Maka, jangan heran bila setiap sudut kampus tertulis Universitas Amoiensis. Nama Amoeinsis dilakabkan oleh orang-orang Eropa yang mendirikan kampus ini. Tapi sekarang dunia internasional lebih mengenalnya dengan nama Xiamen University atau Xiamen Daxue. Orang-orang kerap menyingkatnya dengan sebutan Xiada.
Banyak orang asing yang berkuliah di sini. Tidak hanya dari belahan Asia dan Eropa, tapi juga Afrika. Beberapa muslim dari berbagai belahan bumi kerap saya temui di kantin muslim.
Salah seorang peserta yang banyak tahu masalah akulturasi budaya di Xiamen menjelaskan, “Pemerintah Cina mewajibkan setiap kampus menyediakan kantin muslim. Selain agama Tao dan beberapa agama lainnya, agama Islam salah satu agama yang diperhatikan di Cina. Meskipun tak ada masjid, tapi antara satu agama dan agama lainnya saling menghargai di sini. Orang-orang Cina juga sangat menghargai kehadiran orang asing, meski mereka tak sedikit pun menggeser budaya aslinya karena pengaruh budaya para pendatang.”
Mendengar penjelasan itu, saya langsung teringat saat pertama masuk Xiada bahwa kepada saya diberi tahu letak kantin muslim.
Selasa, 18 September 2012
Rabu, 12 September 2012
Facebook di China
Awal September sampai pertengahan September aku mendapat kesempatan menjejakkan kaki di China. Awalnya kami semua mengira akan ke Beijing. Terbayang sudah berfoto di great wall, belanja murah dan sederet agenda traveling lainnya sudah saya susun.
Rabu, 01 Agustus 2012
Cathar: "United Kingdom, My Second Dream"
LOMBA CERITA HARI ANAK NASIONAL 2012
- Cerita seputar dunia anak-anak yang berkaitan dengan semangat "melawan korupsi" yang bisa ditumbuhkan sejak usia dini. Tema ini bisa dijadikan menjadi topik-topik sederhana bagaimana seorang anak yang jujur mengembalikan milik orang lain, tidak mengambil punya orang lain, tidak menipu, berbohong dan menanamkan jiwa disiplin supaya tidak sering malas sekolah atau ogah-ogahan menyelesaikan tugas (korupsi waktu), dan cerita-cerita lain yang ada hubungannya dengan "korupsi" dalam lingkup yang lebih luas di dunia anak-anak.
- Cerita anak ini berisi tentang pesan-pesan moral, kejujuran, kedisiplinan, ketaatan pada ajaran agama yang melarang melakukan korupsi atau tindakan yang bisa menjadi kebiasaan orang melakukan korupsi.
- Tokoh utamanya adalah anak-anak (usia 6-15 tahun).
- Menggunakan bahasa yang sederhana, lugas, cara bercerita yang mengalir, pesan yang disampaikan mudah dipahami anak-anak.
- Tidak menggunakan bahasa-bahasa vulgar, asusila, SARA dan kata-kata yang tidak pantas dibaca anak-anak.
- Panitia bisa menganulir naskah yang tidak sesuai dengan kriteria cerita yang kami inginkan di atas.
- Terbuka untuk umum dan Writing Revolution, gratis.
- Maksimal mengirimkan 2 tulisan.
- Panjang tulisan 3-5 hlm, spasi 2, New Time Roman font 12, margin 3 cm atau 1,18 inchi semua sisi.
- Naskah dikirimkan dalam format LAMPIRKAN FILE (Attach File) ke email:antologi_wr@yahoo.co.id
- Tulis judul email: Lomba Cerita Anak
- Diharapkan mempublikasikan informasi lomba ini di note FB (minimal tag 30 teman) atau Blog.
- Juara I: Uang tunai Rp 300.000,- (ditambah 3 buku bukti terbit + e-sertifikat).
- Juara II: Uang tunai Rp 200.000,- (ditambah 3 buku bukti terbit + e-sertifikat).
- Juara III: Uang tunai Rp 100.000,- (ditambah 3 buku bukti terbit + e-sertifikat).
- 3 Juara Harapan mendapat beasiswa Sekolah Menulis Cerpen Online (SMCO) Writing Revolution (ditambah 1 buku bukti terbit + e-sertifikat).
- Setiap nominator mendapatkan buku 1 bukti terbit + e-sertifikat.
- 15 tulisan terpilih sebagai nominator akan dibukukan, cetak nasional, masuk Gramedia, Togamas, Gunung Agung, dll.
- Setiap kontributor mendapatkan royalti dan buku bukti terbit.
- Buku diterbitkan Oktober
- Penerbit Writing Revolution.
- Sekolah Menulis Cerpen Online (SMCO), info lebih lengkap silakan klik: http://writing-revolution.blogspot.com/
Selasa, 31 Juli 2012
Cathar: "Hanami Ini Aku Akan Pergi"
Melihat beberapa album temanku yang di seberang benua sana, aku ingin segera menyusul. Tak perlu di benua lain, setidaknya alam yang berbeda di benua yang sama. Aku pilih Jepang. Kota impianku yang singgah dan pergi dalam waktu berselang detik, aku igin segera singgah.
Hanami tahun ini....
Aku ingin segera ke sana. Tanpa memikirkan bagaimana hambatan besar itu menahan langkahku. Satu hal yang pasti, aku tak bisa bergerak dan bernapas dengan udara penggap kehidupan sekarang.
Cuek.
Itu alasan pertama aku ingin segera menikmati mahkota sakura pada hanami nanti. Apakah kamu akan belajar memahami diriku seperti siang dan matahari. Ia tak hanya memberi terang, tetapi memberi kehidupan bagi makhluk yang menikmati siang.
Hanami tahun ini...
Aku ingin gapai. Tak peduli keterbatasan apa yang menghadangku nanti. Aku hanya ingin pergi. Pergi meninggalkan jejak lalu...
Cathar: "Jepang, Mimpi Pertamaku"
Dari awal, sejak aku mengenal komik "Topeng Kaca", aku sudah menyukai negara berjulukan matahari terbit. Dari komik itu pula secara tak langsung aku mengenal sisi lain Jepang. Budayanya, kemolekan gadis-gadisnya dan bahasanya.
Kamis, 05 Juli 2012
Cathar: "Arti Hadirmu"
"Sebentar lagi makanan kamu sudah datang, sayang" Ujar Miyake kepadaku. Ia tersenyum manis, senyum yang amat aku sukai sampai kapanpun. Ya, sampai akapanpun.
Kubuka tasku, untuk memastikan adakah yang tertinggal di sana. Mungkin kotak kecil berbalut beludru merah pemberian Ibu sudah tak ada atau terselip di antara buku-buku mahasiswaku.
"Kamu lihat apa?" Tanyanya penasaran. Ia ikut melongok ke dalam tasku. Cepat kututup sebelum ia melihat kotak beludru merah itu.
"Bukan apa-apa. Cuma mastiin aja, apakah ponselku tertinggal di kampus" Kataku tenang. Seulas senyum tersungging dari bibirku.
"Oh, aku pikir kenapa. Akhir-akhir ini kamu lebih sering pelupa, sayang. Mungkin kamu terlalu capek. Ingat, setelah kita menikah, kamu tidak boleh bekerja sekeras ini ya" Ucapnya lembut. Aku hanya mengangguk. Tak bisa berjanji lebih.
Kami saling diam beberapa saat, sampai seorang pelayan berwajah bule membawa hidangan. Senyumnya tak lepas ketika meletakkan satu persatu menu di meja.
Malam ini luar biasa, Miyake memesan banyak menu. Menurutku Miyake terlalu ekonomis, pesanan tak perna lebih dari dua macam. Paket makan siang dua porsi. Satu untukku dan satunya lagi untuknya. Kali ini luar biasa, ia memesan sayur, es krim dan banyak lagi. Tak terbayang dimana letak semua makanan itu nantinya.
"Jangan heran, ini kejutan untuk kamu, Ria" Senyum Miyake melebar.
MAtaku menyipit ketika mencomot ayam panggang. Kejutan?
Aku pernah membaca di majalah-majalah. Orang yang sedang bersalah selalu memperlakukan kita istimewa untuk menutup kesalahannya. Biasanya kesalahan itu adalah kesalahan apabila ia telah atau sedang berselingkuh. Mungkinkah?
"Janjiku, Ria. Kalau aku berhasil mendapatkan pekerjaan itu, aku akan mentraktir kamu apapun yang kamu mau" Katanya seolah bisa membaca pikiranku.
"Apa?"
"Yaaa, kamu kan minta ini. Semuanya sudah aku catat di kepala. Dan begitu berhasil, aku tak mau menunda" Jelasnya.
Aku menarik napas lega. Wah, andai saja sebaliknya. Tak terbayangkan bagaimana aku saat ini. Mungkin aku pingsan di sini, kemudian beberapa orang pelayan di sini akan sibuk membantu Miyake mengangkatku ke dalam angkot. Miyake dengan tatapan dan tangis penyesalan memohon-mohon maaf padaku.
Ah, itu hanya sebuah khayalan tak berguna.
Uhuukkkk... Uhuukkk!!
"Ria, kamu kenapa?" Miyake menyodorkan segelas air putih. Cepat-cepat kuteguk. Untuk meyakinkan dia aku baik-baik saja, aku jawab dengan gelengan kepala.
Tatapan Miyake cukup khawatir. Sebenarnya ingin kukatakan sejujurnya. Aku sedang berimajinasi tentang dirinya. Rasanya bukan waktu yang tepat.
Selera makanku lenyap seketika.
"Kak Rianayu..." Sebuah suara menyentakku. Aku menoleh ke samping, ke arah suara.
Wajah itu... sepertinya aku mengenalnya. Tapi kapan?
"Cepat sembuh. Kita selesaikan Secret Caves bersama-sama lagi. Kita tidak akan menempelnya di mading sekolah, kak. Kita akan bukukan. Kita jadikan novel. seperti mimpi kakak dan aku dulu. Kakak masih bisa mewujudkannya. Kakak bisa mewujudkan mimpiku." Suaranya lirih.
Aku terpana.
Aku menoleh ke arah Miyake. Tapi... ia tak lagi di tempatnya. Orang-orang di sekelilingku juga tak ada.
Aku menggigil. Tatapan sedih gadis itu....
*
Aku terbangun dengan peluh mengucur membasahi bantal, selimut dan baju. Cepat-cepat kuraih ponselku, jam digital menunjukkan angka 4.30 WIB. Azan Subuh belum berkumandang, suara lantunan ayat sucipun belum terdengar. Malam begitu sepi. Hanya nyanyian nyamuk di luar kelambu yang terus konser hingga matahari menerobos celah dinding.
Sebuah sms. Dari Miyake. Udah tidur, Ria?
Aku meletakkan kembali ponselku di dekat bantal. Kucoba memejamkan mata lagi. Tapi bayang-bayang gadis itu. siapa dia? mengapa dia mengatakan Secret Caves? Apa itu?
*
Jam menunjukkan pukul 10 pagi.
Suara gaduh di luar kamar begitu nyata mengganggu indra pendengaranku. Siapa lagi kalau bukan petugas piket di asrama.
Agak malas aku angkat badanku yang mulai turun panasnya setelah menenggak 4 butir pil dari dokter setiap habis makan. Tak ada pula sms dari Miyake yang menanyakan sudah bangun atau belum. Semua begitu biasa. Kecuali.... bayang-bayang mimpi semalam.
Sambil memanaskan air di dispenser, aku mengingat-ingat wajah gadis itu. Dimana aku pernah melihatnya.
Lima menit. Sepuluh menit. Setengah jam.
Sandra.
Dia Sandra. Gadis itu adik kelasku saat duduk di bangku SMU. Ia meninggal sebelum mading terbit di bulan Maret. Cerita bersambung yang kami gagas berdua berjudul Secret Caves, akan lima episode lagi. Tapi sebelum lima episode terakhir terbit, sebuah tabrakan maut ikut merenggut nyawanya.
Aku kini menyadari arti hadirnya, ia ingin aku tetap menulis, melanjutkan Secret Cave. Ya, ide cerita itu masih tersimpan rapi di memori otakku. Namun hingga detik ini, aku tak pernah mencoba mengeluarkannya. Sejauh ini, aku menganggap itu adalah hak ciptanya, bukan aku.
Banda Aceh, 26 Februari 2012