Dimuat di Majalah Potret
Haiii
cantiikk...mau jadi perempuan paling keren se kantor..?? se kampus...??
yukkk, pakai aja gamis model lady emperor ini...warnanya bisa bikin
kamu kelihatan putih lohh....^^
cantiikk...mau jadi perempuan paling keren se kantor..?? se kampus...??
yukkk, pakai aja gamis model lady emperor ini...warnanya bisa bikin
kamu kelihatan putih lohh....^^
Kalimat di atas dapat kita temukan
pada butik-butik online yang menawarkan pakaian-pakaian model terbaru. Kalimat
sejenisnya ini mampu mempengaruhi dan mangajak para wanita untuk merogoh kocek
terdalam dan menarikan jemari di tuts keyboard komputer. Transasksi jual beli
secara online pun terjadi.
Tidak hanya di kota-kota besar atau
di negara maju. Berbelanja online mulai di kenal sejak beberapa tahun lalu.
Tepatnya sejak situs jejeing sosial mulai dikenal di kalangan masyarakat. Kemudahan
yang ditawarkan menggoda setiap wanita untuk mulai mencoba dan melakukannya.
Berbelanja secara online mulai marak
akhir-akhir ini. Aktivitas ini seperti trend yang terjadi akhir-akhir secara
berkala. Khususnya setelah situs jejaring sosial mulai dikenal hingga ke
pinggiran. Situs jejeraing sosial seperti Facebook dan twitter merupakan lahan
utama untuk berbisnis. Selain tidak sulit mencari pelanggan, kedua situs ini
merupakan situs yang paling banyak dikunjungi oleh masyarakat saat ini. Barang
yang ditawarkan pun beragam, mulai dari buku, pakaian, sepatu, sandal, tas
sampai aksesoris. Harga yang ditawarkan beragam, relatif murah dan tak jarang
mahal sekali.
Harga tentunya di luar ongkos
pengiriman yang di luar daerah. pengiriman barang dilakukan dengan menggunakan
jasa angkutan udara yang harganya relatif mahal. Ukuran barang tidak
mempengaruhi harga menjadi lebih murah. Tetap trend ini tetap diminati oleh
masyarakat.
Jejaring sosial seperti Facebook membuka
lahan baru untuk butik, gallery dan maupun rumah makan. Mereka akan lebih
menawarkan barang-barang baru maupun lama dengan cara menandai foto yang ada ke
profil pertemanan di Fb tanpa pandang bulu.
Sistem pembeliannya dilakukan dengan cara
sederhana dan mudah. Cukup memberi komentar, mengirim pesan ke inbox atau
mengirim sms ke si penjual. Transaksi akan berlangsung. Dalam jangka waktu
hitungan hari saja, barang pesananan akan sampai ke rumah.
Para Ibu rumah tangga lebih menyukai
berbelanja online dengan alasan lebih bagus dan pilihanya bagus. Mereka tak
perlu meninggalkan rumah untuk berbelanja sebuah tas atau sepatu. Kebanyakan
para wanita aktif atau memiliki kesibukan di luar rumah, malas meninggalkan
pekerjaannya untuk waktu sesaat dengan membeli pakaian.
Wanita lajang berkarir memilih ini
sebagai ternd. Sebelumnya trend belanja menggunakan kurir dan katalog juga
trend di kalangan wanita.
Huriyah, seorang Ibu dengan satu
putra. Ia bekerja di salah satu instansi pemerintahan. Sebagai perempuan yang
sibuk, ia lebih menyukai berbelanja secara online daripada memilih dan mencari
waktu luang untuk ke toko. Menurutnya, waktu yang dihabiskan di pasar jauh
lebih banyak daripada mengantri di bank. Kondisi keuangan juga memaksa untuk
terus menguras lebih banyak tabungan daripada berbelanja secara online.
“Kalau online kita cuma lihat satu
atau dua barang saja. Kalau ke pasar, kita jadi melihat banyak barang dan
semuanya ingin dibelanjakan. Berbeda dengan belanja online, apa yang kita
butuhkan saja. Belanja secara online jauh lebih hemat daripada belanja secara
langsung. Selain hemat uang juga menghemat waktu”, ujar Huriyah.
Sementara mahasiswi yang semester
akhir dan pertengahan di sebuah perguruan tinggi di Banda Aceh, menganggap
belanja online bukanlah sebuah trend. Tetapi kepuasan sebagai konsumen dengan
harga yang murah. Hal ini karena banyaknya barang di online shop banyak beredar
dengan harga murah dan model yang terbaru serta bagus-bagus.
Ida Safitri lebih suka berbelanja tas
secara online daripada belanja secara langsung di toko tas. Menurutnya
berbelanja secara langsung itu harga terlalu mahal dan capek ketika terjadi
tawar menawar. Barang yang dijual juga bukan model terbaru, banyak dipakai oleh
konsumen lain. Sementara berbelanja online barang yang ditawarkan kebanyakan
memang stok terbatas dan diedarkan ke seluruh nusantara. Bisa dijamin hanya
beberapa orang saja yang memiliki barang yang sama. Untuk sistem pemesanan, Ida
tidak takut akan mendapatkan harga mahal. Ia akan mengajak teman-teman dekat
untuk berbenja barang di toko yang sama. Sehingga ongkos kirim yang mereka
kirimkan bisa patungan dan tidak memberatkan.
“Kalau pesanannya barengan malah
tidak terasa kita sudah mengeluarkan uang untuk ongkos kirim juga. Murah sekali
dibandingkan dengan berbelanja di pasar
atau di toko.” Ungkap Ida.
Selain Ida, masih banyak para wanita
yang memilih berbelanja secara online dengan berbagai macam alasan. Tetapi
alasan yang dikemukakan tetap saja karena berbelanja secara online lebih mudah
dan menyenangkan.
Namun di samping kemuddahan
berbelanja secara online ini mudah dan murah. Para wanita aktif yang tergila
oleh fashion haruslah khawatir. Dampak negatif tentu ikut hadir seiring dengan
dampak positif. Kekhawatiran inilah yang harus di antisipasi oleh pelanggan dan
para wanita khususnya.
Beberapa masalah yang sering terjadi
yaitu penipuan. Pengiriman barang pesanan baru akan di terima setelah
pengiriman sejumlah uang melalui rekening. Sementara pemesan tidak tahu pasti
dimana lokasi atau toko si penjual online tersebut. Jika pada transaksi ini
terjadi penipuan, seperti barang tidak dikirim, maka pemesan tidak bisa
menuntut.
Keluhan lainnya adalah ketika barang
yang di pesan datang dengan kualitas tidak diharapkan. Seperti bahan yang
tipis, warna tidak seperti yang ditampilkan. Hal ini menjadi masalah dan timbul
penyesalan bagi pembeli. Sementara produk yang telah dibeli tidak boleh ditukar
atau dikembalikan.
Pembelian secara online umumnya tidak
malayani komplain pelanggan. Berbeda dengan pembelian secara langsung,
pelanggan boleh mengkomplaim bila ditemui cacat produk bila ada perjanjian
dengan penjual.
Jadi, pembelian secara online atau langsung merupakan
pilihan. Pilihan tersebut ada di tangan konsumen.
2 komentar:
Potret edisi kapan, nih, Ulfa?
Biasanya hoornya berapa?
Waduhh...
Lupa kak edisi berapa. TAhun 2011 pokoknya. Hehehehe..
Sampe sekarang belum ambil honornya kak
:(
Posting Komentar